Minggu, 23 Maret 2014

Analisis KLB berdasarkan konsep Epidemiologi

TUGAS EPIDEMIOLOGI
MENGANALISIS KEJADIAN LUAR BIASA DENGAN KONSEP EPIDEMIOLOGI DESKRIPTIF
“DEMAM BERDARAH DI CIAMIS”


OLEH
NURRINA RISKA AMALIA
25010113130236
KELAS C/2013




FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG


PENGERTIAN
1.    Epidemiologi Deskriptif
Epidemiologi desriptif adalah studi yang ditujukan untuk menentukan jumlah atau frekuensi dan distribusi penyakit di suatu daerah berdasarkan variabel orang, tempat dan waktu.
Epidemiologi deskriptif umumnya dilaksanakan jika tersedia sedikit informasi yang diketahui mengenai kejadian, riwayat alamiah dan faktor yang berhubungan dengan penyakit.

Upaya mencari frekuensi distribusi penyakit berdasarkan epidemiologi deskriptif dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan :
•    Siapa yang terkena?
•    Bilamana hal tersebut terjadi?
•    Bagaimana terjadinya?
•    Dimana kejadian tersebut?
•    Berapa jumlah orang yang terkena?
•    Bagaimana penyebarannya?
•    Bagaimana ciri-ciri orang yang terkena?

Tujuan epidemiologi deskriptif adalah :
1.    Untuk menggambarkan distribusi keadaan masalah kesehatan sehingga dapat diduga kelompok mana di masyarakat yang paling banyak terserang.
2.    Untuk memperkirakan besarnya masalah kesehatan pada berbagai kelompok.
3.    Untuk mengidentifikasi dugaan adanya faktor yang mungkin berhubungan terhadap masalah kesehatan (menjadi dasar suatu formulasi hipotesis).
2.    Kejadian Luar biasa
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan No. 949/Menkes/SK/VIII/2004), Kejadian Luar Biasa (KLB) adalah suatu kejadian kesakitan/kematian dan atau meningkatnya suatu kejadian kesakitan/kematian yang bermakna secara epidemiologis pada suatu kelompok penduduk dalam kurun waktu tertentu (Lapau, Buchari. 2009).
Kejadian Luar Biasa (KLB) yaitu munculnya penyakit di luar kebiasaan (base line condition) yang terjadi dalam waktu relatif singkat serta memerlukan upaya penanggulangan secepat mungkin, karena dikhawatirkan akan meluas, baik dari segi jumlah kasus maupun wilayah yang terkena persebaran penyakit tersebut. Kejadian luar biasa juga disebut sebagai peningkatan kejadian kasus penyakit yang lebih banyak daripada eksternal normal di suatu area atau kelompok tertentu, selama suatu periode tertentu. Informasi tentang potensi KLB biasanya datang dari sumber-sumber masyarakat, yaitu laporan pasien (kasus indeks), keluarga pasien, kader kesehatan, atau warga masyarakat. Tetapi informasi tentang potensi KLB bisa juga berasal dari petugas kesehatan, hasil analisis atau surveilans, laporan kematian, laporan hasil pemeriksaan laboratorium, atau media lokal (Tamher. 2004).
Kriteria tentang Kejadian Luar Biasa mengacu pada Keputusan Dirjen No. 451/91, tentang Pedoman Penyelidikan dan Penanggulangan Kejadian Luar Biasa. Menurut aturan itu, suatu kejadian dinyatakan luar biasa jika ada unsur:
1.    Timbulnya suatu penyakit menular yang sebelumnya tidak ada atau tidak dikenal
2.    Peningkatan kejadian penyakit/kematian terus-menerus selama 3 kurun waktu berturut-turut menurut jenis penyakitnya (jam, hari, minggu)
3.    Peningkatan kejadian penyakit/kematian 2 kali lipat atau lebih dibandingkan dengan periode sebelumnya (jam, hari, minggu, bulan, tahun).
4.    Jumlah penderita baru dalam satu bulan menunjukkan kenaikan 2 kali lipat atau lebih bila dibandingkan dengan angka rata-rata perbulan dalam tahun sebelumnya

KASUS

CIAMIS, KOMPAS.com - Dalam lima bulan terakhir sepanjang 2013, kasus demam berdarah dengue (DBD) di Ciamis, Jawa Barat, meningkat tajam. Menurut catatan Dinas Kesehatan Ciamis, dalam rentang waktu tersebut 141 orang dirawat akibat DBD. Dari ratusan yang terkena DBD, dua orang meninggal dunia.
Dua orang penderita DBD yang meninggal adalah atas nama Rika (7) dan Agung Ikin (45). Rika warga  Dusun/Desa Sindangjaya RT 9/03, Kecamatan Banjarasari yang meninggal di RSU Kota Banjar  pada Januari lalu. Sedangkan Agung, warga Kawali, meninggal di RSHS Bandung. Menurut Kabid Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinkes Ciamis, H Yoyo, banyaknya kasus DBD selama Januari hingga Mei sudah termasuk kejadian luar biasa (KLB).
Kasi P4B Dinkes Ciamis Osep Hernandi mengatakan kasus DBD yang terjadi selama lima bulan terakhir sudah melampaui jumlah kasus sepanjang 2012. "Sepanjang 2012 hanya terjadi  138 kasus dengan 3 penderita meninggal dunia. Sedangkan pada tahun 2013 yang baru memasuki bulan kelima, sudah terjadi 141 kasus dengan korban  meninggal sudah dua orang. Kondisi ini sudah termasuk kategori KLB," ujar Osep.
Serangan DBD terbanyak, kata Osep, terjadi di Ciamis (27 kasus) dan Banjarsari (13 kasus). Lalu, Cisaga, Pangandaran dan Baregbeg (7 kasus). "Kasus DBD ini terjadi dan hampir menyebar di 36 kecamatan di Ciamis," kata Yoyo dan Oded.
Meningkat tajamnya kasus DBD di Ciamis selama 2013, kata Osep, lantaran cuaca yang tidak menentu, hujan masih sering turun diselingi panas terik. Osep mengatakan kondisi seperti itu memicu perkembangbiakan nyamuk aedes aegipty, penular DBD. "Kondisi pancaroba ini diperkirakan akan berlangsung sampai Juli," ujarnya.
Sementara itu penyakit cikhungunya yang sempat menyerang 20 warga di Lingkungan Blok Aren di Jalan Stasiun Ciamis, mulai reda. "Tidak ada penambahan kasus. Kasus cikhungunya di Blok Aren mulai reda," ujar Osep.
Menurut Osep, Dinas Kesehatan sudah menurunkan petugas ke lokasi untuk melakukan penyuluhan dan pendataan warga yang terjangkit cikhungunya. "Fogging belum dilakukan, langkah utama yang dianjurkan adalah pemberantasan sarang nyamuk," ujarnya.

ANALISIS KASUS
Kasi P4B Dinkes Ciamis Osep Hernandi mengatakan kasus DBD yang terjadi selama lima bulan terakhir sudah melampaui jumlah kasus sepanjang 2012. "Sepanjang 2012 hanya terjadi  138 kasus dengan 3 penderita meninggal dunia. Sedangkan pada tahun 2013 yang baru memasuki bulan kelima, sudah terjadi 141 kasus dengan korban  meninggal sudah dua orang. Kondisi ini sudah termasuk kategori KLB," ujar Osep
1.    Analisis berdasarkan waktu penyebaran
Virus dangue penyebab deman berdarah memerlukan bantuan nyamuk untuk berpindah ketubuh manusia.Nyamuk itu sendiri harus nyamuk belang hitam putih aedes dan bukan oleh nyamuk dari jenis yang lain. Nyamuk rumah , malaria dan jenis nyamuk lainnya tidak dapar membawa virus dangue ini. Sehingga bukan nyamuk penularnya.
    Nyamuk aedes aigepty adalah nyamuk yang gemar hidup di dalam rumah dan ada juga nyamuk aedes albopictus , nyamuk belang putih putih yang hidup di perkebunan dan lebih menyukai tinggal di luar rumah. Kedua jenis nyamuk ini dapat menularkan virus dangue atau di sebut dengan vector. Namun di indonsia jenis nyamuk Aedes aegepty lebih sering sebagai pembawa virus dangue bila dibandingkan dengan aedes albopictus.
    Berbeda dengan nyamuk kebun (Aedes albipictus) nyamuk aedes aegepty lebih  menyukai tinggal di dalam rumah yang sejuk dan gelap.hinggapnya bukan di dinding melainkan di barang barang yang bergelantungan di kamar.sedangkan nyamuk albopictus suka hinggap di semak belukar di luar rumah.
    Nyamuk demam berdarah hanya menggigit pada jam jam tertentu, dan hanya betina yang menggigit, betina menggit karena di butuhkan untuk bertelur. Jam praktik nyamuk Aedes pagi hari ukul 06.00-09.00 dan sore hari pukul 15.00-17.00. Diluar jam raktiknya nyamuk betina hingga di air jernih yang tergenang untuk bertelur.Umur nyamuk aedes hanya 10 hari, aling lama 2-3 minggu . bertelur 200-400 per induknya.
Penyebaran virus:

Virus dangue berasal dari tubuh pasien yang sedang terserang virus dangue. Kemudian apabila nyamuk (Aedes / albopoctus) menggigit tubuh penderita , virus tersebut akan bersiklus hidup di dalam tubuh nyamuk.
    Nyamuk yang di dalam tubuhnya sudah bervirus lalu memindahkannya ke tubuh orang sehat setelah menggigitnya.begitu seterusnya trjadi. Virus dangue berpindah dan berindah lagi ke banyak tubuh sehat lainnya melaui gigitan nyamuk bervirus. Hanya nyamuk Aedes bervirus saja yang bisa menularkan penyakit DBD. Nyamuk Aedes yang dalam tubuhnya tidak membawa virus dangue, bukanlah nyamuk penular DBD.
2.    Analisis berdasarkan tempat
Meningkat tajamnya kasus DBD di Ciamis selama 2013 disebabkan karena adanya perubahan cuaca yang tidak menentu, hujan masih sering turun diselingi panas terik.  Nyamuk jenis Aedes adalah nyamuk yang menyukai genangan air yang tenang dan bersih, sangat berbeda dengan jenis nyamuk yang lain. Nyamuk ini juga suka tinggal di dalam rumah yang sejuk dan bebas dari gangguan predator. Nyamuk  menetaskan telurnya di air bersih yang tergeneng sperti di vas bunga, tampungan air dalam kamar mandi,talang air,ceruk pohon,tempayan gentong dll.kondisi genagna air bersih banyak di temukn saat musim penghujan yang merupakan pemicu terjadinya lonjakan jumlah nyamuk di ciamis.
Adapun wilayah wilayah yang berpotensi untuk penularan DBD antara lain:
1.    Wilayah yang banyak kasus DBD (rawan/endemis)
2.    Tempat-tempat umum yang merupakan tempat bertemunya banyak orang, sehingga memungkinan terjadinya penularan virus melalui nyamuk yang menggit dan berindah dari penderita ke orang sehat.
3.    Tempat bertemunya orang orang dari berbagai wilayah

3.    Analisis berdasarkan orang
Menurut catatan Dinas Kesehatan Ciamis, dalam rentang waktu 5  bulan. 141 orang dirawat akibat DBD. Dari ratusan yang terkena DBD, dua orang meninggal dunia. Rika (7) dan Agung Ikin (45). Rika warga  Dusun/Desa Sindangjaya RT 9/03, Kecamatan Banjarasari yang meninggal di RSU Kota Banjar  pada Januari lalu. Sedangkan Agung, warga Kawali, meninggal di RSHS Bandung., Demam berdarah yang terjadi dapat dikatakan menyerang penduduk di semua umur.
Menurut sari (2005) menyatakan faktor-faktor yang terkait dalam penularan DBD pada manusia adalah :
1.    Kepadatan penduduk, lebih padat penduduk lebih mudah untuk terjadinya penularan DBD, oleh karena jarak terbang nyamuk mencapai 100m
2.    Mobilitas penduduk, memudahkan penularan dari satu tempat ke tempat yang lain
3.    Kualitas perumahan, jarak antar rumah, pencahayaan, bentuk rumah, bahan bangunanakan mempengaruhi penularan.
4.    Pendidikan, akan mempengaruhi cara peneerimaan penyuluhan dan cara pemberantasan yang dilakukan.
5.    Penghasilan, akan mempengaruhi kunjunagn untuk berobat ke puskesmas
6.    Sikap hidup, kalau rajin dan senang akan kebersihan dan cepat tanggap terhadap masalah akan mengrangi resiko penularan penyakit
7.    Kerentanan terhadap penyakit , masing masing individu memiliki kerentanan yang berbeda terhadap penyakit,ada yang mudah terkena penyakit dan ada yang tidak.
Ciri ciri orang yang terkena virus DBD
1.    Demam berdarah timbul secara mendadak, tinggi mencapai 39-40 derajat celcius dan kadang kadang disertai dengan menggigil. Deman ini hanya berlangsung 5-7 haridemam sering berakhir dengan mendadak, disertai dengan keringat yang banyak dan tubuh tampak loyo, dan sering di kenal dengan demam biphastik , yaitu demam yang berlangsung dalam beberapa hari
2.    Nyeri di seluruh tubuh
3.    Ruam yang timbul pada saat awal panas, bentuknya berua flushing
4.    Pendarahan yang tampak baik dari luar maupun dalam
PROSEDUR PENANGGULANGAN KLB
a)         Masa pra KLB
Informasi kemungkinan akan terjadinya KLB/wabah adalah dengan melaksanakan Sistem Kewaspadaan Dini secara cermat, selain itu melakukan langkah-langkah lainnya :
1)      Meningkatkan kewaspadaan dini di puskesmas baik SKD, tenaga dan logistik.
2)      Membentuk dan melatih TIM Gerak Cepat puskesmas.
3)      Mengintensifkan penyuluhan kesehatan pada masyarakat
4)      Memperbaiki kerja laboratorium
5)      Meningkatkan kerjasama dengan instansi lain

b)        Tim Gerak Cepat (TGC)
Sekelompok tenaga kesehatan yang bertugas menyelesaikan pengamatan dan penanggulangan wabah di lapangan sesuai dengan data penderita puskesmas atau data penyelidikan epideomologis. Tugas /kegiatan :
1)        Pencarian penderita lain yang tidak datang berobat.
2)        Pengambilan usap dubur terhadap orang yang dicurigai terutama anggota keluarga. Pengambilan contoh air sumur, sungai, air pabrik dan lain-lain yang diduga tercemari dan sebagai sumber penularan.
3)        Pelacakan kasus untuk mencari asal usul penularan dan mengantisipasi penyebarannya. Pencegahan dehidrasi dengan pemberian oralit bagi setiap penderita yang ditemukan di lapangan.
4)        Penyuluhan baik perorang maupun keluarga dan membuat  laporan tentang  kejadian wabah dan cara penanggulangan secara lengkap.

c)         Upaya penanggulangan wabah dapat meliputi:
1)        Penyelidikan epidemiologis;
1.    Mengetahui sebab-sebab penyakit wabah
2.    Menentukan faktor penyebab timbulnya wabah
3.    Mengetahui kelompok masyarakat yang terancam terkena wabah
4.    Menentukan cara penanggulangan wabah
Kegiatan yang dilakukan dengan penyelidikan epidemiologis adalah sebagai berikut :
•    Mengumpulkan data morbiditas dan mortalitas penduduk
•    Pemeriksaan klinis, fisik, laboratorium dan penegakan diagnosis
•    Pengamatan terhadap penduduk, pemeriksaan, terhadap makhluk hidup dan benda-benda yang ada di suatu wilayah yang diduga mengandung penyebab penyakit wabah
2)        Pemeriksaan, pengobatan, perawatan, dan isolasi penderita, termasuk tindakan karantina, tujuannya adalah :
1.    Memberikan pertolongan medis kepada penderita agar sembuh dan mencegah agar mereka tidak menjadi sumber penularan.
2.    Menemukan dan mengobati orang yang tampaknya sehat, tetapi mengandung penyebab penyakit sehingga secara potensial dapat menularkan penyakit (carrier).
3)        Pencegahan dan pengebalan ; tindakan-tindakan yang dilakukan untuk memberi perlindungan kepada orang-orang yang belum sakit, tetapi mempunyai resiko terkena penyakit.
4)        Pemusnahan penyebab penyakit, terutama pemusnahan terhadap bibit penyakit/kuman dan hewan tumbuh-tumbuhan atau benda yang mengandung bibit penyakit.
5)        Penanganan jenazah akibat wabah ; penanganan jenazah yang kematiannya disebabkan oleh penyakit yang menimbulkan wabah atau jenazah yang merupakan sumber penyakit yang dapat menimbulkan wabah harus dilakukan secara khusus menurut jenis penyakitnya tanpa meninggalkan norma agama serta harkatnya sebagai manusia. Penanganan secara khusus itu meliputi pemeriksaan jenazah oleh petugas kesehatan dan perlakuan terhadap jenazah serta sterilisisasi bahan-bahan dan alat yang digunakan dalam penanganan jenazah diawasi oleh pejabat kesehatan.
6)        Penyuluhan kepada masyarakat, yaitu kegiatan komunikasi yang bersifat persuasif edukatif tentang penyakit yang dapat menimbulkan wabah agar mereka mengerti sifat-sifat penyakit, sehingga dapat melindungi diri dari penyakit tersebut dan apabila terkena, tidak menularkannya kepada orang lain. Penyuluhan juga dilakukan agar masyarakat dapat berperan serta aktif dalam menanggulangi wabah.
7)        Upaya penanggulangan lainya adalah tindakan-tindakan khusus masing-masing penyakit yang dilakukan dalam rangka penanggulangan wabah.
(Timmreck, Thomas C. 2005)

DAFTAR PUSTAKA
Buchari, Lapau. Prinsip dan Metode Epidemiologi. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta
Bustan, 2002. Pengantar Epidemiologi. PT. Rineka Cipta. Jakarta
Tamher. 2004. Flu Burung Aspek Klinis dan Epidemiologi. Salemba Medika. Jakarta

Kamis, 26 Desember 2013

Minggu Tenang

minggu tenang ini bener bener di tunggu-tunggu
banyak banget karenanya
pertama tugas dosen yang kalo gak libur gak berhenti
kedua tugas magang organisasi yang berepisod episod
ketiga praktikum, eh laporannya yang uwoow hahaha
keempat liat aja kamar kosan gak pernah keurus gara gara kegiatan itu
terus kangen rumah
terus gak ada hiburan itu bkin kerasa bgt masalah
uang nipis pokonya nice banget kedatangan minggu tenang ini

ketemu keluarga
bebas tugas blablaba laprak yaaah say goodbye lah
duit lancar, hiburan oke makan enak
Allohuakbar surgaaa!!!!!